Menata Emosi, Merawat Generasi: Penyuluhan Manajemen Emosi & Kelekatan antara Ibu dan Anak untuk Arjowilangun yang Harmoni

Desa Arjowilangun, 20 Juli 2025 – Suasana hangat memenuhi Balai Desa Arjowilangun siang itu. Sekitar 50 ibu-ibu yang memiliki balita dan kader PKK berkumpul dalam kegiatan penyuluhan bertema "Manajemen Emosi dan Kelekatan antara Ibu dan Anak". Beberapa dari mereka datang sambil menggendong buah hatinya, menandakan betapa dekat topik yang diangkat dalam kegiatan ini dengan keseharian mereka sebagai seorang ibu.
Penyuluhan ini menghadirkan Ibu Ika Adita Silviandari, S.Psi., M.Psi., Psikolog, dosen dari Universitas Brawijaya, sebagai narasumber utama. Dengan gaya penyampaian yang komunikatif dan menggunakan beberapa istilah dalam bahasa Jawa yang akrab di telinga peserta, Ibu Ika berhasil membangun suasana santai dan akrab. Sesi materi yang dibawakan pun tidak bersifat satu arah. Peserta diajak untuk terlibat aktif melalui tanya jawab dan berbagi pengalaman, membuat acara terasa lebih seperti ruang dialog yang penuh canda dan refleksi bersama.
Mengelola Emosi, Menumbuhkan Kelekatan
Dalam pemaparannya, Ibu Ika menjelaskan bahwa kemampuan seorang ibu untuk mengelola emosinya berdampak langsung terhadap keharmonisan keluarga dan kualitas pengasuhan. Emosi yang tidak terkelola bisa menyebabkan kelelahan psikologis, konflik keluarga, bahkan mengganggu perkembangan emosional anak.
Sebaliknya, ibu yang mampu mengenali dan menata emosinya akan menjadi figur stabil yang memberi rasa aman bagi anak. Inilah fondasi dari secure attachment atau kelekatan yang sehat: hubungan emosional yang kuat dan positif antara ibu dan anak. Kelekatan bukan hanya tentang pelukan, tetapi juga tentang hadirnya ibu secara emosional. Ketika anak merasa didengar, dipahami, dan dicintai, ia tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri, mandiri, dan stabil secara emosional.
Respons Positif dari Peserta
Antusiasme peserta menjadi salah satu sorotan utama kegiatan ini. Ibu-ibu aktif menjawab pertanyaan, berbagi cerita, bahkan berebut kesempatan bertanya demi mendapatkan hadiah kecil yang disiapkan panitia. Namun di sisi lain, mereka juga merasa mendapatkan pemahaman baru yang aplikatif dan dekat dengan kehidupan sehari-hari.
“Senang sekali dapat ilmu banyak hari ini, apalagi bermanfaat untuk menghadapi anak saya yang hm begitulah, suka tantrum,” ungkap Ibu Asih, peserta dari Dusun Barisan RT 10.
“Semoga sebagai ibu, kita bisa lebih baik lagi menjadi orang tua, apalagi orang tua awal. Ilmu hari ini semoga bisa membantu kami mengatasi anak-anak di rumah,” kata Ibu Ariyah, Dusun Barisan RT 20.
Kontribusi Nyata untuk Pembangunan SDM Desa
Penyuluhan ini tidak sekadar bersifat edukatif, tetapi juga selaras dengan Misi ke-6 Desa Arjowilangun, yaitu mengembangkan kemandirian masyarakat dalam melaksanakan pembangunan desa melalui penguatan kelembagaan dan peningkatan kualitas SDM. Dalam konteks ini, ibu-ibu bukan hanya sebagai peserta, melainkan sebagai pilar pembangunan mental dan emosional generasi penerus desa.
Kegiatan ini juga mendapat dukungan penuh dari lembaga desa sebagai bentuk nyata komitmen terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dukungan tersebut terlihat dari kehadiran langsung perangkat desa, termasuk Bapak Kepala Desa dan Ibu Kepala Desa, yang turut memberikan sambutan dan apresiasi atas terselenggaranya penyuluhan ini. Kehadiran mereka menunjukkan bahwa program pemberdayaan perempuan dan penguatan keluarga telah menjadi perhatian bersama dalam arah pembangunan desa yang lebih progresif dan menyeluruh.
Sebagai mahasiswa Ilmu Komunikasi yang bertugas meliput kegiatan ini, saya merasa terharu melihat antusiasme warga. Penyuluhan ini tidak hanya menyalurkan pengetahuan, tetapi juga menciptakan ruang dialog yang hangat antara ilmu psikologi, budaya lokal, dan komunikasi edukatif. Komunikasi keluarga yang sehat, sebagaimana ditekankan Ibu Ika, adalah kunci utama dalam pengasuhan. Dari sini, saya tidak hanya belajar tentang pentingnya menyampaikan pesan, tetapi juga tentang bagaimana sebuah hubungan yang sehat terbentuk dari pengelolaan emosi yang baik. Penyuluhan ini membuka pemahaman saya bahwa komunikasi dalam keluarga dimulai dari ibu yang tenang, sehingga bisa menciptakan kelekatan yang aman dan memberikan kasih sayang yang konsisten.
Dengan diadakannya penyuluhan ini, semoga menjadi langkah awal bagi Desa Arjowilangun dalam membentuk generasi yang lebih sehat secara emosional, dimulai dari para ibu yang mampu mengelola dirinya dan membangun kelekatan dengan anak.
Sebagaimana semangat kelompok KKN FBD UB 64, mari kita wujudkan: “Optimalisasi dan Sinergi untuk Arjowilangun yang Harmoni.”
Oleh:
Abdilla Monica Permata B.
(Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Brawijaya - Fisip Bakti Desa Kelompok 64 Tahun 2025)



Komentar baru terbit setelah disetujui Admin