Senyum Kembali Bersinar: Anak-Anak Pekerja Migran di Arjowilangun Terbantu Berkat Edukasi Kesehatan Mental

11 Juni 2025
Administrator
Dibaca 131 Kali
Senyum Kembali Bersinar: Anak-Anak Pekerja Migran di Arjowilangun Terbantu Berkat Edukasi Kesehatan Mental

Program sosialisasi kesehatan mental yang digelar di SD Negeri 02 Arjowilangun, Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang, menjadi angin segar bagi anak-anak pekerja migran Indonesia. Inisiatif ini bermula dari hasil survei dan koordinasi yang intensif dengan pihak desa, termasuk Kepala Desa, Sekretaris Desa, dan Kepala Sekolah SD Negeri 02 Arjowilangun. Kolaborasi ini bertujuan untuk memahami lebih dalam kondisi sosial dan psikologis anak-anak di wilayah tersebut, khususnya mereka yang orang tuanya bekerja di luar negeri maupun luar kota.

Kegiatan sosialisasi dikemas secara ringan dan interaktif, memastikan anak-anak dapat menerima materi dengan  nyaman dan menyenangkan. Topik yang diangkat meliputi dasar-dasar kesehatan mental dan pengenalan emosi. Pendekatan ini dirancang agar anak-anak merasa tidak terbebani dan justru tertarik untuk belajar lebih jauh tentang perasaan mereka.

Selanjutnya, anak-anak diajak untuk mengenali berbagai macam perasaan yang mereka alami, sekaligus diberi wadah untuk mengekspresikan perasaannya tanpa takut dihakimi. Pendekatan ini diharapkan dapat membantu mereka mengelola emosi dengan lebih baik dan membangun kepercayaan diri dalam berkomunikasi dengan orang dewasa.

Lebih dalam lagi, materi yang dibawakan dirancang untuk mendorong anak-anak untuk menjadi manusia yang berani. Berani merasa sebagai manusia di mana manusia memiliki akal dan perasaan. Pada bagian pertama, materi difokuskan pada pengenalan mendasar tentang Kesehatan Mental dan bagaimana mengelola stres. Ini menyambung dengan remaja yang sedang menjalani transisi dari anak-anak menjadi remaja  dengan  gejolak emosi baru. Lalu, jenis-jenis emosi dasar yang dikenalkan kepada anak-anak antara lain marah, sedih, jijik, takut, dan bahagia dengan referensi film animasi anak-anak yang berjudul Inside Out. Sebagai penutup dan pelengkap, materi sosial media menjadi pengingat bagi anak-anak bahwa penggunaan yang berlebihan dapat menyebabkan kecemasan dan dapat mengganggu kesehatan mental serta bagaimana mengelolanya

Untuk  mendukung  keberlanjutan  pesan,  setiap  peserta  sosialisasi  menerima  poster edukatif berjudul "Tersenyum  dan  Cerita  Yuk!".  Poster  ini  dirancang  sebagai  pengingat  agar  anak-anak selalu berani mengungkapkan perasaan dan bercerita kepada orang dewasa yang mereka percaya. Terdapat juga sesi tanya jawab interaktif yang menjadi bagian penting di mana anak-anak didorong untuk menjawab dan berdiskusi.

Antusiasme peserta semakin meningkat dengan adanya hadiah kecil yang dibagikan. Penutupan kegiatan sosialisasi ditandai dengan sesi dokumentasi bersama antara seluruh peserta sosialisasi dan pihak sekolah. Momen ini bukan hanya sebagai kenang-kenangan, tetapi juga simbol komitmen bersama dalam mendukung kesehatan mental anak-anak, khususnya anak pekerja migran.

Kami  berharap  program  ini  dapat  menjadi  langkah  awal  yang  positif dalam memberikan dukungan psikologis  bagi  anak-anak pekerja migran di Indonesia, serta mendorong kesadaran akan pentingnya kesehatan mental sejak usia dini.